Hello, it's been a while since the last time I wrote about something in this blog. I know... because I was too tired of technology, I used a book, I mean a journal, instead. AAHAHHA, just kidding. I mean, I love the kind of messy handwriting I made in my book. Bisa kubilang, banyak hal yang berubah, entah itu dari kebiasaanku, atau dari hal-hal yang menyertaiku. Citra 5 tahun lalu pasti sangat terkejut kalau dia di tahun 2025 ini, mengisi blognya setelah sekian lama di Korea Selatan, iya di kota tempat artis yang ditontonnya sewaktu Covid-19 dulu kebanyakan tinggal. Pertama kali naik KRL Jogja-Solo, aku kira itu momen terbaik tempat aku merasakan perpindahan dengan cara yang berbeda. Biasanya naik bus, naik mobil, jalan kaki, akhirnya aku naik kereta. Sewaktu keliling Jakarta, pertama kalinya juga aku bingung membaca denah, sampai-sampai aku naik kereta yang tujuannya berkebalikan dengan tempat yang aku mau. Ya, namanya juga pertama kali. Pertama kali naik kereta di Korea .. wow tidak menyangka jalurnya sebanyak dan se bercabang itu. Kesasar? Udahlah aku sampai lupa sebanyak. Aku juga pernah kelewatan sampai akhirnya mutusin buat berhenti di stasiun Mangu yang harusnya di Sinnae, walau berjarak cuma satu stasiun sih sebenernya. Namun, akhirnya aku bisa dan berani naik kereta sendiri, mencari jalan sendiri, dan turun di tempat yang aku mau tanpa khawatir ketiduran di kereta karena aku tau kapan dia akan sampai dan bagaimana nadanya. AHAHA. Setiap naik kereta, aku suka lihat jendelanya, selalu keinget sama lagu Nadin Amizah, kereta ini melaju terlalu cepat, entah kenapa kadang buatku kereta juga terasa lambat, karena di dalam kereta, apalagi ketika sendirian, aku bisa memikirkan banyak hal yang sebelumnya ga kepikiran buat dipikirin. Terkadang, ada masa di mana aku memilih untuk diam dan merenung daripada memikirkan apa yang harus kulakukan ke depannya dan masa-masa itu selalu datang saat aku berada di kereta.
conveyance of persons or things from one place to another; the carrying or movement of goods, passengers, etc, from place to place
Arti transit, yang kuambil dari Merriam Webster dan Cambridge Dictionary. Sebenarnya aku juga ga banyak menemukan diriku melihat film yang kebanyakan latarnya ada di stasiun atau di dalam kereta. Kalau ga salah, 5 cm per second, ya mungkin itu anime yang ada latar-latar perkeretaan yang aku lihat, sama video pendek di Youtube yang aku lupa judulnya apa. Atau mungkin, siapapun yang membaca ini, ada rekomendasi? Aku kadang berpikir, apa ya momen panjang dalam 21 tahun hidupku ini yang udah jadi titik transit buatku?
Transit ada karena ada jeda di tiap kejadian. Ada masa di mana kita ga sepenuhnya tau mau kemana, mau lanjut maju, atau mau balik mundur. Ada masa yang kadang membuat kita memilih buat cuma berhenti, iya berhenti aja untuk berpikir. Hal yang sering aku lakukan, aku suka berpikir sudah melewati apa aja, hal ini yang membuatku lupa waktu AHAHA karena saking fokusnya. Keputusan dan kesempatan, merelakan dan melepaskan, menyadari dan mengikhlaskan, adalah hal-hal yang selalu kita jalani, atau aku jalani. Terlepas dari apa yang udah aku lewati sampai doa orang tuaku dan takdir baik Allah membawaku sampai di titik ini, aku selalu menempatkan dan memberi ruang untuk masa dan waktu yang telah aku habiskan di UGM. Dulunya jadi yang paling muda, kini aku menjadi eonni line. Aku melepaskan 5 semester itu untuk mencoba berjuang dari awal kembali di jalur yang berbeda, dan sekarang aku di semester 4. Udah hampir 2 tahun ternyata.
Mudah? Engga. Susah? Depends. Doa-doa yang dulu aku ulang terus menerus, yang aku sampai pernah bertanya apakah emang aku ditakdirkan untuk seperti ini dan tidak seperti itu. Sampai di awal pindah kampus yang masih membuatku belum ikhlas menjalaninya dan selalu bertanya mengapa dan bagaimana jika, hingga akhirnya aku memilih untuk ga melakukan apa-apa dan diam. Memilih untuk lebih fleksibel dan tidak idealis dengan keinginanku. Dan berhasil?? Emang ya, kekuatan ikhlas itu besar pengaruhnya. Ikhlas dan jalani dengan sebaik-baiknya apa yang memang ada di depan kita, bukan kemungkinan-kemungkinan belum pasti di berbagai percabangan linimasa itu.
Walau sampai sekarang dengan kepastian yang harusnya sudah ada, aku juga masih belum tau ke depannya mau gimana. Seorang planner yang dulu ga pernah lepas dari jadwal di Google Kalendernya, yang bisa ngerjain dan ngecek setiap hal yang dilakuin buat mastiin itu bener-bener bener, sampai jadi orang yang mencatatat semua tugasnya hanya di kepala dan memilih untuk memakai prinsip, asal ga telat aja.
Momen panjang yang bisa kusebut transit, mungkin adalah aku di akhir tahun awal tahun 2024. Waktu yang aku habiskan untuk berpikir apakah aku benar-benar bisa menjadi seperti yang aku inginkan (buset udah kaya lagu aja) atau yaudah jalani aja seadanya kaya sekarang. Sampai, Allah kirimkan satu petunjuk, nilai ujianku yang sangat dekat dekat kata sempurna, dan dari situ .. cara pandangku .. melihat dunia seaakan .. lah malah jadi lagu Nadin huhuhu. Sampai akhirnya dari situ aku diminta tolong untuk membuat kunci jawaban untuk soal yang sama dan soal sejenis yang ternyata malah disuruh njelasin di depan kelas. Hal yang paling membuatku yakin itu waktu transit panjang adalah aku merasa ada di waktu dimana aku menyadari ada kebahagiaan tersembunyi yang harus aku bangun satu per satu, bukan tiba tiba jadi secara penuh. Ada tujuan yang aku belum tau apa yang bisa aku usahakan lebih untuk dia menjadi ada.
Matematika membawaku ada dalam fase itu. Tempat aku berhenti berangan-angan, berhenti bermimpi, berhenti berharap. Tempat aku hanya diam, berpikir, dan memaknai setiap hal kecil. Berhenti berangan kalau aku akan menjadi orang super, berhenti bermimpi kalau aku bisa menjadi yang terbaik, dan berhenti berharap kalau aku akan mendapatkan golden ticket dadakan. Satu hal yang ga pernah berhenti adalah berdoa, tetapi, aku ga yakin ini hasil dari doaku, aku yakinnya itu doa mama papa dan orang-orang baik di sekitarku. Tapi berdoa itu kan juga bentuk pengharapan belas kasihan Allah ya? hehehe. Kalau dulu aku ga berhenti dulu berangan-angannya mungkin aku cuma selesai di angan-angan itu aja. Aku yang sekarang, setahun setelahnya, juga masih sering berpikir akan membawa diri ini kemana.
Tapi ya sudahlah? Waktu akan tetap berjalan maju, tidak peduli kita hidup di dalamnya atau tidak kan? Itu mengapa dalam hidup, hidup kita inilah yang berharga bagi diri kita, berhenti boleh, tapi bukan memberhentikan hidup dengan paksa, berhenti boleh, tapi harus ingat bahwa ada banyak hal baik yang selalu menunggu untuk diperjuangkan menjadi ada.
Lebarnya bentangan dunia dan ribuan kesempatan lain yang akan kamu miliki nanti, dapatkah aku menjadi bagian dari luasnya kehidupan yang sedang kamu jalani kini?