Kita mengekspresikan perasaan yang kita alami dengan sebuah tanda, misalnya aja saat kita lagi seneng kita bakal senyum, ketawa, atau bahkan sampai melompat-lompat. Atau saat kita sedih kita bakal diem, mojok di kamar, atau mungkin nangis. Atau lagi kalo pas marah bakal merah tuh muka, sensi-an, senggol bacok, ya gitu .. lah.
Tapi ya untuk diri kita sendiri "mungkin" maksud perasaan mana yang terjadi dari tanda-tanda ini bisa kita pahami, namun, misal kalau bayi yang suka senyum, orang asing yang tiba-tiba ketawa di depan kamu, atau anak kecil yang tiba-tiba gerakin geraham bawah waktu liat kamu, atau contoh aja, ungkapan " I love you", ya kita tahu kalo ini artinya aku cinta kamu, tapi maksud di balik "I love you" ini apa, belum tentu kita tahu kan. Well, apa kita bisa menganggap tanda-tanda atau ungkapan tadi sebagai perasaan yang gitu aja? Of course not, right?
Lalu, sebenarnya bisakah kita memahami orang lain? Atau bahkan, bisakah kita memahami diri kita sendiri? Ketika hendak memahami orang lain yang kita ketemu langsung, mungkin kita bakal lihat gerak gerik mata dia, istilahnya ngintip pancaran apa yang dipancarin matanya (hadeh bahasaku haha), tapi kita gabisa kan ngintip apa yang ada di dalam pikirannya. Bahkan buat kita sendiri untuk ngintip perasaan yang notabene-nya ada di dalam diri kita terkadang sulit dan ga sadar-sadar, sampai orang lain yang justru ngatain hal itu, "Eh kamu tuh lagi cemburu gasih?", ya kaya gitu contohnya.
Memahami orang lain jelas ga kaya memahami persamaan phytagoras yang kita bisa praktekin langsung ke soalnya kalo kita ga paham rumusnya. Yang jelas, orang atau manusia terkadang ga seperti buku atau tulisan yang dengan kita ngelihat aja kita bisa memahaminya (hm .. kalau bukunya buku Linear Algebra, mau dibaca doang atau dibaca beneran sih kayaknya tetep ga paham-paham).
Yap, kalo kita mengklaim bahwa kita memahami orang lain dengan hanya ngeliat dia, jelas itu salah. Orang atau manusia bisa berubah-ubah seiring waktu dan pengalaman hidupnya, yang jelas lebih kompleks dari sebuah buku yang diperbarui edisinya. Dengan ini juga, ga sadar terkadang kita bisa kaget dan terkejut dengan perubahan yang orang itu alami bahkan saat kita udah kenal dia dari lama, contoh temen, pasangan, orang tua, atau anak dan kadang-kadang juga justru kita sendiri yang mengejutkan diri kita sendiri. Banyak juga lhoh orang yang menjalani hidup tanpa pernah tau mereka itu siapa atau apa.
Then, can we understand each other better?
Kita mungkin gak bisa lebih saling memahami, tapi kita bisa kok saling menghargai dengan lebih baik.
3 comments
I think it's more like we understand ourselves well and being respectful to their circumstances
ReplyDeleteYeah, you can.. But it may take a while to be able to understand each other's feelings and well-being, even to ourselves. Pun kalau sudah sampai di tahap sana, hidup kita nggak statis layaknya bidang datar, pasti ada momen dimana kita nggak bisa memahami satu sama lain karena hal-hal tertentu—perasaan-perasaan tadi. Hhhh, manusia itu emang makhluk paling complicated ya😅
ReplyDeletebener banget, walau kita nantinya udh merasa bisa memahami orang lain atau diri sendiri, pasti ada tahap lain dimana kita dihadapkan situasi/variabel baru yg membuat kita untuk "belajar memahami" satu sama lain lagi dan lagi😸
Delete