Stood and Stand

by Citra Maharani

Stood and Stand
  • Home
  • Author
  • Portofolio

Apakah kalian pernah denger judul dari anime ini sebelumnya? Atau anime ini udah masuk list tontonan tahun baru kalian? Dari judulnya mungkin kita gak bisa nebak bakal kaya gimana jalan cerita anime satu ini, tapi kalau diterjemahin ke bahasa Inggris, jadinya "Into the Forest of Fireflies", ya .. tetep clueless ya. Mungkin untuk lebih menarik perhatian, kalian bisa lihat dulu trailernya di bawah ini.


Seperti biasa, tulisan ini akan mengandung banyak spoiler yang kalian bisa milih buat nonton dulu atau gas lanjut aja. Sekedar cerita aja, alasanku nonton anime ini cukup lucu, aku nemu foto cowok gepeng rambut putih di Pinterest saat mau cari bahan edit-edit dan karna lucu, akhirnya nyari dia asalnya dari mana dan nemu, eh ternyata dari 'Hotarobi no Mori e'. Tanpa ragu-ragu ditambah anime ini gak ada satu jam lamanya, jadi langsung aja deh nonton tanpa ekspetasi apa-apa (karena gak ketebak bakal gimana dari judulnya). 

Lagi-lagi, ketidaksengajaan membuka cerita suatu anime. Hotarobi no Mori e diceritakan sama MC cewek, Hotaru dan alurnya mundur, ya .. flashback. Hotaru yang lagi liburan di rumah pamannya, tersesat di tengah hutan dan nangis karna namanya tersesat .. ya gak bisa nemu jalan pulang. Nah, gak sengaja si Gin, MC cowok alias cowok gepeng rambut putih, ngeliat Hotaru dan bantu dia nemuin jalan pulang. Sebagai anak-anak yang aktif, Hotaru seneng banget dan lari buat meluk Gin. Lah, Gin ini ngejauh lalu ngasih tau bahwa tubuhnya dia gak boleh disentuh sama manusia. Hotaru jadi penasaran, "Emang situ gak manusia, wak?". Yap .. Gin bukan manusia, walau dia awalnya seorang bayi manusia, tapi karna Gin ditelantarkan orang tuanya, dia pun dibesarin sama arwah-arwah hutan yang nyebabin tubuh dia sangat rentan dan lemah, kalo dipegang sama manusia .. tubuhnya bakal langsung hilang. 

Dari pertemuan gak sengaja ini, hubungan mereka mulai terbangun, Hotaru selalu ngunjungin Gin di hutan waktu dia liburan musim panas di rumah pamannya. Yea .. satu tahun sekali mereka baru ketemu. Berbagai hal mereka lakuin dan mereka membahagiakan satu sama lain, apalagi Gin yang punya temen baru diem-diem seneng banget dengan keberadaan Hotaru. Waktu mereka bersama saat musim panas berjalan berangsung-angsur tahun sampai Hotaru sadar bahwa walau dia semakin bertambah umur dan berubah secara fisik, Gin tetep gitu-gitu aja dan pertumbuhannya gak berjalanan secepat manusia biasa. 

Semakin dewasa Hotaru dan semakin sama umurnya dengan perawakan Gin, dia makin sadar bahwa dia punya perasaan ke Gin dan Gin pun ternyata sama, hal ini mereka ketahui saat pulang dari festival para arwah di hutan, yang mereka anggap sebagai kencan. 

source: google

Sepulang dari sinilah, Gin menyatakan apa yang ia rasa ke Hotaru, bahwa dia selalu ingin ngeliat Hotaru, bukan hanya di musim panas aja. Nah, di sinilah hal nyesek terjadi, saat Hotaru lagi mendem bahwa memang bisa aja tahun depan Gin gak nunggu dia seperti biasanya lagi .. anak kecil dalam meme ini pun muncul.


Yap, banyak yang menyalahkan anak kecil ini karna menganggu dan emang sangat-sangat menyebalkan, gimana engga, lagi romantis-romantisnya tiba-tiba gaada angin gaada hujan ini anak mlengos dan bikin Gin mulai hilang, karena dia nolongin anak kecil ini (manusia) dan ya .. megang tangannya. 

Hubungan Hotaru dan Gin buatku sendiri adalah hubungan yang cukup menyedihkan dan ninggalin rasa nyesek yang cukup lama juga waktu habis nonton. Mereka ketemu satu tahun sekali, sekalinya ketemu mereka gak bisa berinteraksi dengan megang satu sama lain, baru bahagia dan confess eh anak kecil ini nongol. Walau kesel, terlepas dari 'So Close Yet So Far Away' ini, sebenernya aku berterima kasih sama anak kecil yang udah gak sengaja muncul. Kenapa? Gin dan Hotaru sendiri pun tau, mau gimana pun mereka gak akan bisa bersama dalam artian hubungan yang lebih serius. Juga, perasaan yang mereka miliki masing-masing ujungnya pasti nyesek. 

Nah, karna itu, hadirnya anak kecil ini jadi penyalur takdir, bahwa akhirnya mereka bisa pelukan, walau bayarannya Gin hilang, tapi setelah kejadian ini Hotaru akan lebih mudah menerima realitas dan berdamai dengan perasaan yang ia miliki ke Gin. Gin sendiri juga pengen banget disentuh sama manusia, ya Hotaru. Dengan ini juga, Hotaru akan menjalani kehidupan normalnya, dengan Gin sebagai bagian dari kenangan masa lalunya dia. Ya .. emang seperti ini nyatanya, daripada kalo Gin masih hidup dan mereka bersikap seolah-olah semuanya baik-baik aja padahal engga sama sekali, kan. 

source: google

Buat kalian yang mau nonton anime dengan durasi yang gak terlalu lama dan cerita yang bakal berkesan di hati karena nyeseknya, anime ini pas banget. Visual dari tokoh dan animasinya juga kalem di mata. Semoga menghibur, selamat menonton!

 

Halo minasan ~~

Kalo kalian cuma ngeliat judul ini anime, pasti ngira anime ini ada bumbu-bumbu horrornya, tapi .. kalo kalian liat dari trailernya .. mungkin beberapa udah nebak jalan ceritanya bakal gimana. Aku nonton ini anime karena random pick dan dari posternya kaya soft-soft dan ringan begitu. 

Untuk permulaan mungkin akan aku buka dengan sekilas cerita anime ini dan mungkin akan sedikit spoiler bagi kalian yang belum nonton. Ceritanya, secara ga sengaja, MC cowok di anime ini nemuin buku diary yang judulnya 'Living with Dying', nah diary ini ternyata milik cewek yang mengidap sakit pankreas dan umurnya gak akan lama. Secara karakter, mereka berdua jauh banget. MC cowok (aku gak sebutin namanya buat kalian cari-cari sendiri nanti) adalah orang yang ansos dan bisa dibilang nolep. Hobinya baca buku dan gak tertarik sama orang lain. Sedangkan Sakura, MC cewek, adalah seorang social butterfly. Dia punya banyak temen dan bahkan peduli banget sama orang lain. Opening dan karakter MC anime ini cukup bawa aku pribadi ke suasana Horimiya (bahas soal Horimiya nyusul, oke? ^^). Lalu, karena perbedaan personality ini mereka jadi belajar banyak hal dari satu sama lain. Nah, salah satunya adalah soal makna hidup dari seorang Sakura yang hidupnya gak selama kebanyakan orang. 

source: google

Ketika main truth or dare sama MC cowok saat mereka di rumah sakit, Sakura pun milih truth dan MC cowok ngajuin pertanyaan, "What does living mean to you?" atau apa makna hidup bagi Sakura itu sendiri. Cukup kaget dengan pertanyaan yang serius banget, awalnya Sakura diem dan akhirnya dia menemukan jawaban buat pertanyaan itu. 

Buat Sakura, hidup bermakna ikatan atau hubungan kita dengan orang lain. Semua hal yang kita lakukan di kehidupan kita juga mengacu pada hubungan dan gak jauh-jauh sama orang lain. Mengekspresikan perasaan kita ke orang lain dengan memperhatikan mereka, mencintai mereka, membantu mereka, bersenang-senang dengan mereka atau bahkan membenci mereka adalah kehidupan itu sendiri. Kalau sebagai manusia, kita selalu sendiri, gak berinteraksi dan gak bisa mengekspresikan perasaan ke orang lain, kita gak bisa mengatakan bahwa kita ini ada di dunia. Istilahnya, kalau kita nanti meninggal dan udah ga hidup lagi, ya gak bakal ada yang inget atau merasa kehilangan soal kepergian kita. Karna itu bagi Sakura, "Your relationship with others is what define being alive." Sakura juga merasa bahwa dengan ia bisa berinteraksi dengan orang lain, ia jadi sadar soal pikiran-pikiran yang ia miliki. Dia sadar fisik atau tubuhnya ini ada di dunia juga karena orang lain pernah menyentuhnya. Interaksi dengan orang ini juga yang menuntun tujuan hidup singkat dia mau dibawa kemana. 

Buatku, jawaban sakura ini cukup jleb karna aku sendiri gak sesering itu berinteraksi dengan orang lain. Namun, aku merasa apa yang disampaikan Sakura bukanlah suatu sindiran, tapi lebih ke pengingat untuk menghargai hubungan yang udah kita bangun sama orang lain. Walau untuk 'orang dekat' sendiri aku gak punya begitu banyak, tapi dengan mereka yang ada sekarang, perlu buatku untuk menjaga hubungan itu tetap jalan dan gak lupa juga untuk membantu orang lain meski kita sama-sama orang asing. 

Nah, gimana nih? Menarik kan animenya? Dari sisi keseluruhan cerita sendiri buatku anime ini gak se sedih itu, karna luka yang ditinggalin Sakura ke orang-orang deketnya lama-lama juga bisa pulih karna mereka bisa berdamai dengan kepergian Sakura. Ditambah, anime ini ringan banget untuk kalian yang hanya sekedar cari hiburan penenang hati dan ,uhuk, mau memicu air mata keluar ^o^

 


Sebagai manusia, berpikir adalah bagian dari hidup. Ketika beberapa atau banyak manusia berkumpul untuk berdiskusi, banyak juga pemikiran-pemikiran yang terjadi. Ya, dapat ditebak, banyaknya pemikiran ini seringkali mengantarkan sebuah diskusi menjadi lahan perdebatan tiada henti. Terkadang juga, seseorang hanya fokus pada pembenaran argumen yang dimiliki dan tidak mendengarkan argumen orang lain, ya kaya orang yang gasabar nunggu giliran dia ngomong dengan motong omongan orang lain gitu deh. Hm, apa jangan-jangan kita termasuk salah satunya?

Lalu gimana cara kita nerapin Enam Topi Pemikiran atau Six Thinking Hats dalam aktivitas diskusi? Nah, sesuai namanya, ada enam topi pemikiran yang tiap topinya merupakan cara berpikir yang berbeda.

1.      Topi Putih
Topi putih berarti informasi. Ketika memakai topi putih, semua orang dalam diskusi akan fokus pada informasi dan terlibat dalam penjelajahan subjek yang menjadi topik pembicaraan. Bareng-bareng, semua orang akan melihat semua informasi yang ada dan mencari informasi yang diperlukan. Dengan topi putih ini, alhasil diskusi yang terjadi bukan hanya mencari informasi yang cocok buat memperkuat argumen pribadi dan nyuruh orang buat melihat subjek dari arah yang sama.

2.      Topi Merah
Topi merah melambangkan emosi, perasaan, dan intuisi. Dengan memakai topi ini kita mengizinkan pengaruh emosi dan perasaan yang menghantarkan kita pada intuisi. Perasaan yang ada hanya perlu diekspresikan dan alasan dibalik argumen kita nanti tidaklah perlu buat diutarakan. Meski intuisi ini hal yang berguna, tapi kadang intuisi hanya sebuah bahan atau faktor pertimbangan dalam cara berpikir untuk pengambilan keputusan.

3.      Topi Hitam
Topi hitam berasal dari pemikiran kritis. Kalau bisa disingkat, topi ini seperti sebuah ‘peringatan’ dalam diskusi. Ketika menggunakan topi hitam, kita menunjukkan semua bahaya, kesalahan, dan masalah dari informasi atau argumen yang disampaikan. Ya, topi hitam menunjukkan keadaan ‘sebenarnya’ dan mencegah kita dari melakukan hal-hal yang salah atau berbahaya. Secara umum, aspek yang dicakup topi hitam adalah ‘berhati-hati’.

4.      Topi Kuning
Eits, bukan pria bertopi kuning di kartun Curious George lho. Topi kuning di sini berusaha ngundang semua orang dalam diskusi untuk mencari nilai dari suatu hal. Ketika ada sebuah ide yang disarankan, topi hitam bakal mudah menunjukkan apa bahaya dari ide itu, sedangkan topi kuning, ia akan menantang semua orang dalam diskusi untuk mencari dan melihat nilai-nilai di belakang ide yang disarankan. Dengan topi kuning ini, semua orang akan ikhlas dan fokus dalam penjelajahan topik pembicaraan dan bukan lagi fokus sama kemenangan argumen pribadi dan terlalu dalam dalam mencari kesalahan ide tadi. Sayang kan, kalau daya pikir kita dalam diskusi dibuang-buang hanya untuk mengkritisi aja.

5.      Topi Hijau
Topi hijau mencari ide, alternatif, kemungkinan, dan desain. Secara langsung ketika menggunakan topi hijau, kreativitas dalam diri kita diundang untuk keluar. Daripada nunggu orang lain muncul dengan ide kreatifnya dan orang yang lain bersiap buat menyerang ide tadi, topi hijau membiarkan kita memiliki waktu, tempat, dan ekspetasi untuk berpikir kreatif. Dengan gini, semua orang dalam diskusi akan tertantang untuk memberikan kontribusi kreatif dan jika tidak, ya lebih baik diem aja. Ketika kreativitas udah jadi kebiasaan dalam sebuah diskusi, kita pun bakal merasakan dampak pada produktivitas yang semakin meningkat.

6.      Topi Biru
Fungsi pertama topi biru adalah untuk menetapkan fokus dan tujuan. Fungsi keduanya adalah memberikan urutan penggunaan topi dalam diskusi. Istilahnya, topi biru adalah sosok pengendali diskusi. Contohnya, saat diskusi dan semua orang menggunakan topi merah tidak setuju dengan sebuah ide, maka topi hitam bisa dipakai buat mereka yang ngga setuju njelasin alasan dibalik ketidaksetujuannya. Nah pada intinya, topi biru inilah yang akan mengumpulkan semua hasil diskusi, membuat ringkasan, dan kesimpulan apa yang didapatkan.
 
Apa setiap diskusi urutan topinya harus kaya gini? Kembali lagi sama fungsi topi biru tadi, urutan penggunaan topi dapat berbeda-beda tergantung situasi yang dihadapi saat diskusi.

Terus, kalau mau diskusi bearti harus beli enam topi beda warna buat semua anggota, dong? Hm, topi secara fisik tidaklah diperlukan karena topi-topi ini hanyalah sebuah metafora.

Bearti, kalau misal namanya diganti Enam Celana Pemikiran, boleh-boleh aja kan? Ya, gapapa sih, topi ini dipakai Edward de Bono karena menurut dia topi adalah barang yang gampang dipakai dan dilepas, hm walau cuma metafora, apa celana gampang dipakai dan dilepas?
 
 


Kali ini mau bahas tentang anime yang bisa jadi daftar tontonan di tahun baru 2022, yaitu Dororo yang tayang tahun 2019. Dororo ini remake dari anime sebelumnya, tahun 1969. Waktu nonton anime ini, aku punya ekspetasi tentang cerita Dororo kecil secara keseluruhan, ya tapi ternyata engga. Terkadang kalo mikir, karakter anime siapa yang hidupnya ngenes, pasti langsung ngarah ke Hyakkimaru, salah satu mc-nya Dororo. 

Gimana engga, baru lahir sudah dijadiin tumbal, Alhamdulillah ternyata masih dikasih kesempatan hidup, eh pas mau kumpul-kumpulin anggota tubuh terus ketemu si bapaknya malah dia disuruh buat dibunuh, mana judul animenya bukan nama dia. Oke oke stop dulu, kalo dibuat simpel, Dororo ini adalah soal perjalanan Hyakkimaru mengumpulkan kembali bagian-bagian tubuhnya yang hilang karena dijadiin tumbal si bapaknya dan ada Dororo sebagai teman tak terduganya.  

Awal cerita dari Dororo adalah ketika bayi Hyakkimaru atau disebut sama bapaknya half-demon child, ternyata masih hidup karena salah satu dari 12 iblis ga berhasil makan bagian tubuhnya, yaitu kepala dan ya dia masih hidup. Then, dia dibuang ke sungai yang akhirnya ditemuin sama Jukai yang seorang dokter. Long story short, waktu ngebunuh salah satu demon tiba-tiba dia dapet salah satu kakinya balik dan akhirnya mutusin buat berburu demon untuk mengumpulkan kembali bagian tubuhnya yang dijadiin tumbal dulu. Nah, perjalanan panjang yang Hyakkimaru lakuin, ketemu Dororo, ketemu orang yang dia sayang, kehilangan orang itu, rasa sakit, dan yang lain-lain sebenernya buat apa sih? 

Untukku sendiri terbesit pikiran sama seperti Jukai, yang pada intinya, sebenernya aku (Jukai)  ngasih kamu (Hyakkimaru) harapan hidup ini karena itu memang milikmu apa justru malah aku menyesatkanmu untuk hidup di dunia yang seperti neraka sih. Bapak, adiknya Hyakkimaru, dan beberapa orang lain dalam cerita itu juga berpendapat kalau harusnya Hyakkimaru ya gausah hidup aja demi kesejahteraan Daigo’s land, orang dia hidup juga bagian tubuhnya ngga lengkap, kenapa harus repot-repot, ya .. kalau dibuat singkat kaya gitu kira-kira pendapat mereka. Jukai juga mempertanyakan hal yang sama ke Hyakkimaru, sebenernya kenapa dia ingin tubuhnya kembali utuh, dan Hyakkimaru jawab, “ Because it’s mine.” Di satu sisi, “Yaudah lah nyerah aja, kamu itu tumbal buat tanah ini biar sejahtera.” dan di sisi lain, “Kenapa harus aku? Kenapa tumbal?”

source : Animixplay

Pernyataan Hyakkimaru sendiri cukup dalem maknanya buatku, saat manusia udah diujung harapan hidup, tetapi masih mencoba untuk bertahan hidup yang akhirnya nuntun dia buat punya satu aja hal yang bermakna buat dia perjuangin, tubuhnya, dan beberapa orang mempertanyakan kenapa dia mesti ngelakuin hal itu, dia njawab ya karena itu miliknya. Juga ketakutan beberapa orang terdekatnya, gimana kalau keputusan Hyakkimaru buat ngumpulin tubuhnya bakal jadiin dia seseorang yang bukan dirinya lagi dan lepas kontrol, di sini Hyakkimaru sendiri akhirnya mempertanyakan makna hidupnya yang lebih dalem daripada “It’s mine.” Kehadiran Dororo buat Hyakkimaru sendiri juga sebuah hal yang istimewa karena Dororo bisa menjadi sosok “pengingat” bagi Hyakkimaru. Untuk beberapa hal lain, kaya adanya prosthesis yang fungsinya oke banget, bisa dibilang cukup ga masuk akal di zaman itu, dan pengambilan judul animenya yang agak gak sesuai sama kebanyakan isi cerita, ga ngebuat anime ini jelek dan secara keseluruhan anime ini bagus banget buat ditonton.

source : Animixplay

    Berbicara soal perkembangan sains, justru dewasa ini mengantarkan kita pada suatu masalah. Penemuan-penemuan terkini yang terjadi karena perkembangan sains dan keberadaan agama yang dianggap semakin tergusur karenanya membuat kita seolah dipertanyakan, “Antara pisang dan tahu, mana yang lebih makanan?” Masalah fundamental yang sering dialami masyarakat bahwa segala sesuatu yang berbeda harus ada yang lebih baik, berakhir pada kebiasaan pertarungan pendapat serta pencarian siapa yang kalah dan menang dengan dihitung dari banyaknya masa yang memihak. Ditambah dengan banyaknya akses terhadap perdebatan soal agama dan sains membuat masyarakat merasa seperti tersandera. Di satu sisi orang-orang beragama dianggap terlalu mendukung penjelasan peristiwa secara mistis atau supranatural, sementara para ilmuwan dinilai terlalu jauh dari standar moral dan mulai menganggap agama tidak lagi diperlukan. Benarkah demikian adanya? Mari kita coba gambarkan keadaan ini dengan beberapa hipotesis berikut, premis pertama adalah jika sains semakin berkembang maka agama mulai tergusur keberadaannya. Premis kedua adalah sains semakin berkembang. Kesimpulan apa yang dapat diambil? Apakah “Jadi agama mulai tergusur keberadaannya”? Tentu saja kesimpulan tadi tidak akurat. Lalu, apa kesimpulannya? Kesimpulan dari dua premis di atas tergantung bagaimana cara pemikiran kritis kita bekerja. Berpikir kritis terjadi ketika kita mengidentifikasi, menganalisis, dan mengavaluasi suatu argumen pada sebuah informasi yang ada. Kita harus menyelidiki keakuratan suatu argumen agar tahu batasan dan hal apa saja yang perlu dipertimbangkan.

    Mari kita memulai penyelidikan tersebut. Kalau ditanya apa fungsi agama dalam perkembangan sains, apa jawaban Anda? Menurut saya, agama berperan pada standar moral suatu ilmu pengetahuan atau sains. Ia bak kompas moralitas atas kebebasan nilai yang dimiliki sebuah ilmu pengetahuan. Agama juga mengontrol nafsu seorang manusia. Bagaimana contohnya? J. Robert Oppenheimer adalah sosok dibalik penciptaan bom nuklir pertama bersama dengan Albert Einstein. Mungkin kita langsung berpikir bahwa kedua ilmuwan ini bertentangan dengan nilai kedamaian yang dibawa oleh agama dan dunia secara umum, tetapi tenanglah dulu. Mereka percaya bahwa penelitian dan pengembangan bom nuklir ini akan membuat dunia lebih aman dan lebih tenteram. Namun, akhirnya bom nuklir ini jatuh di tangan orang-orang penuh nafsu untuk menguasai dunia. Kebebasan nilai yang dimiliki bom nuklir berujung bernilai negatif karena hal tersebut. Rumus-rumus yang ditemukan oleh para ilmuwan terkait bangun ruang juga hanya sebuah rumus yang bebas nilainya, sampai rumus-rumus ini digunakan oleh pengguna dengan tujuan yang berbeda. Di sinilah peran agama sebagai kompas moralitas penting keberadaannya. Kita sering mendengar adanya sumpah profesi atau kode etik sebuah pekerjaan, sebut saja pada dokter, tenaga medis, teknisi, dan lainnya yang tentu saja hal ini menunjukkan aspek moral dalam ilmu pengetahuan.

    Kembalilah kita ke masalah awal, apakah perkembangan sains akan menggusur keberadaan agama? Perkenankan saya untuk menjelaskannya dengan contoh. Agama menyebutkan eksistensi jin, setan, dewa dan malaikat. Kita ambil kejadian ketika petir menyambar dan hujan turun yang dulunya dianggap karena adanya Dewa Thor atau Dewa Indra atau Malaikat Mikail, atau potongan kertas kecil yang tertarik pada penggaris setelah digosokkan pada rambut, bearti rambut tersebut terdapat jinnya, atau lagi pemikiran soal manusia hanya memiliki 5 indra yang memiliki kapasitas untuk mengindrakan lingkungannya dan salah kaprah soal keberadaan indra keenam pemberian khusus dari Tuhan walau pada kenyataannya 5 indra tadi adalah indra terbesar dan masih ada indra tekanan, suhu, posisi, kesetimbangan, ketengangan otot, rasa lapar, serta masih banyak lagi. Muncul juga horoskop orang Babilonia sekitar 2300 tahun lalu yang mengaitkan tanggal lahir serta letak bintang di langit dengan nasib dan kepribadian seseorang dan semua orang dapat merasa hasilnya sangat akurat padahal hal itu merupakan penjelasan secara umum yang tidak akurat. Tentu saja, perkembangan sains akan menggusur klaim-klaim primitif soal hubungannya dengan agama atau eksistensi di atas manusia karena nalar masyarakat modern akan lebih menerima penjelasan sains ketimbang hal-hal berbau supranatural yang kuno tadi. Marilah berbicara untuk setiap hal sesuai dengan kapasitasnya dan tahu soal konteks juga cara menempatkan diri serta tidak membuat seolah agama dan sains berbenturan dan harus memilih antara keduanya.

    Inilah peran penjelasan penemuan sains yang baik perlu dilakukan. Pertama kali yang perlu ditegaskan adalah ilmu pengetahuan tidak mengklaim bisa menjawab semua pertanyaan dan dia terbuka pada penyempurnaan. Kedua, minimalkan superioritas antara penjelas dan pendengar, bawakan sains seperti mendongeng pada anak-anak. Peletakan perspektif penjelas di atas pendengar juga diperlukan agar miskonsepsi dapat diminimalkan, ditambah dengan pengaitan sains dengan kejadian sebelumnya yang sudah ada dalam kehidupan sehari-hari akan semakin menambah semangat mereka, bahkan orang awam, untuk penasaran dan mengerti penemuan sains tersebut. Sains ada dalam keseharian kita bahkan sebelum kita menyadari keberadaannya dalam setiap udara yang kita hirup dan nafas yang kita hembuskan, sains memiliki kebebasan nilainya, baik entah buruk, and science is amazing.

    Pada hari Jum’at tanggal 12 November kemarin, kita semua memperingati Hari Kesehatan Nasional atau HKN. Peringatan ini dapat menjadi momentum baik untuk kita semua dalam dalam mengingat pentingnya kesehatan. Pula, kita semua sadar bahwa kesehatan adalah sebuah hak dan pelayanan dasar yang harus dipenuhi negara kepada masyarakatnya. Pelayanan dasar inipun harus diselenggarakan secara berkeadilan dan tidak diskriminatif, sesuai dengan apa yang tercantum dalam Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan. Jelas bahwa untuk setiap warga negara, dengan penyakit yang diderita ataupun disabilitas yang dimiliki, mempunyai hak sama untuk memperoleh pelayanan kesehatan dengan mutu yang baik.

    Namun, hal ini tidak begitu saja mulus jalannya, ada banyak tantangan dan keterbatasan sumber daya yang seringkali membuat pelayanan dasar belum dapat diakses. Beruntungnya, penyelenggaraan program layanan kesehatan yang inklusif terus diupayakan oleh banyak pihak, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), bahkan oleh badan-badan usaha melalui program CSR atau Corporate Social Responsibility yang juga berarti tanggung jawab sosial perusahaan.

    KBR atau Kantor Berita Radio dengan bekerja sama dengan komunitas 1 Minggu 1 Cerita pada hari Rabu tanggal 24 November 2021, mengadakan talkshow di Ruang Publik KBR bersama 2 narasumber, yaitu Bapak Eman Suherman, SSos. selaku Ketua TJSL PT DAHANA dan dr. Febrina Sugianto selaku Junior Technical Advisor di NLR Indonesia. Talkshow kali ini mempunyai topik, yaitu “Bahu Membahu untuk Indonesia Sehat dan Bebas Kusta”. Untuk lebih memahami kusta itu sendiri, mari kita mengerti apa itu kusta, bagaimana efeknya, sistem penularan, juga cara pengobatannya secara singkat.

    Dilansir dari laman Instagram NLR Indonesia, istilah kusta sendiri berasal dari bahasa Sansekerta, Khusta, yang memiliki arti kumpulan gejala-gejala kulit. Kusta dalam bahasa Inggris disebut Lepra atau Hansen Diseases. Kuman yang menjadi penyebab kusta adalah Mycrobacterium Leprae yang diidentifikasi oleh Dr. Hansen (Norwegia) pada tahun 1873. Kusta termasuk penyakit tua yang dahulu dianggap sebagai kutukan, sehingga para penderitanya cenderung diasingkan dari lingkungan. Penyakit kusta menyerang bagian tubuh utamanya di antara saraf dan kulit. Bila penyakit ini tidak segera ditangani, ia akan sangat progresif dan dapat menyebabkan kerusakan pada kulit, sara, dan mata yang bisa berujung pada disabilitas. Penularan kusta terjadi karena beberapa hal, pertama bakteri kusta menular melalui saluran pernafasan, kedua kusta hanya akan menular jika terjadi kontak langsung secara berulang atau intens dengan pasien kusta yang belum berobat, dan yang ketiga kusta tidak akan menular jika hanya bersentuhan 1 atau 2 kali saja. Orang dengan diagnosis kusta biasanya akan diberikan kombinasi antibiotik MDT atau Multi Drugs Therapy dari dokter sebagai langkah pengobatan selama enam bulan sampai dua tahun.

    Dalam talkshow yang diadakan oleh KBR, masing-masing narasumber memaparkan kontribusi bersamanya dalam menangani masalah di kusta ini. Bapak Eman Suherman, SSos. selaku perwakilan dari PT DAHANA (Ketua TJSL) menyampaikan program-program apa saja yang PT DAHANA lakukan dalam mengatasi masalah kesehatan dan dalam komitmen CSR. PT DAHANA, sebut Bapak Eman, “Kami melakukan program-program sebagai implementasi dari perencanaan program berkelanjutan atau SDGs dengan fokusnya pada kebutuhan dasar hidup, salah satunya kesehatan.” Jelas Bapak Eman, beberapa tahun belakang, PT DAHANA mengadakan program pengobatan massal yang menyisir seluruh masyarakat di sekitar lingkungan PT DAHANA. Mulai tahun 2021 ini, PT DAHANA berfokus pada program penanggulangan penyakit kusta. Tepatnya dengan lingkungan terdekat dari PT DAHANA, yaitu Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang yang setiap tahunnya ada 1000 peserta. Selanjutnya dr. Febrina Sugianto sebagai Junior Technical Advisor NRL Indonesia, menjelaskan bahwa NRL di setiap kegiatannya selalu berfokus pada membagikan pengetahuan soal kusta dan bercita-cita menghapuskan stigma yang menimpa para penderita kusta. NRL mempunyai 4 proyek utama, yaitu SUKA ( Suara Untuk Indonesia Bebas Kusta), LEAP (Dukungan ekonomis Inklusif), PADI ( Dukungan kepada anak anak Disabilitas dan anak anak OYPMK (Orang yang Pernah Mengalami Kusta) yang telah mengalami Disabilitas), dan MIBM (Program pengembangan pengetahuan Hak Reproduksi Seksual) bagi anak anak dengan Disabilitas.  

    Selanjutnya, sesi bertanya pun dilaksanakan, penanya pertama menanyakan program yang dilakukan Indonesia secara umum untuk menangani kusta ini. Pemerintah sendiri sudah sangat serius dalam menangani penyakit kusta, alokasi dana yang diberikan juga setiap tahunnya meningkat. Apa yang diharapkan dalam Indonesia dapat mengeliminasi penyakit ini dan menuntaskannya agar tidak ada lagi penderita yang bertambah. Mengingat bahwa Indonesia menduduki rangking ketiga dari negara-negara paling endemis di dunia setelah India dan Brazil. Untuk pertanyaan selanjutnya, berkaitan dengan pengenalan gejala dari penyakit kusta. Dr. Febrina Sugianto menjelaskan, bahwa gejala yang paling mudah dikenali adalah adanya bercak keputih-putihan, terkadang juga berwarna merah dan tidak berasa rasa pada daerah tempat bercak tersebut ada (contohnya, tidak terasa gatal saat digaruk). Lalu, salah satu penanya juga menanyakan bagaimana melakukan sosialisasi terhadap penyintas. Terjawab bahwa fokus utama dari sosialisasi adalah keluarga, karena adanya penyintas maka kewaspadaan harus lebih tinggi dan kecurigaan juga harus lebih besar karena penyakit kusta tahap awal tidak mempengaruhi kerja tubuh dalam sehari-harinya.  

    Bahasan selanjutnya adalah bagaimana bila salah satu anggota keluarga atau penderita kusta mendapat pengobatan yang terlambat (berkaitan dengan tidak terpengaruhnya tubuh karena kusta tahap awal)? Hal yang terpenting adalah support, keluarga haruslah memberikan dukungan secara mental dan sebisa mungkin membangun suasana agar pasien tidak merasa dijauhi atau dikucilkan dan lebih bersemangat menjalani pengobatan. Terkait dengan hal ini pula, Bapak Eman Suherman, Ssos. membagikan cerita bahwa salah satu kendala dan tantangan soal mengetahui keberadaan penderita kusta dan tracing atau pelacakan adalah karena adanya pandemi Covid-19. Kemudian, Dr. Febrina Sugianto juga menambahkan bahwa saat pandemi kasus kusta ini menurun, tentu hal ini terdeskripsi dalam dua sisi, positifnya adalah benar bahwa pengobatan kusta yang dilakukan selama ini membuahkan hasil, tetapi sisi negatifnya adalah skrining yang kurang akibat lockdown yang mengakibatkan lebih sedikitnya kasus yang ditemukan.

    Pertanyaan terbesar adalah mengapa masyarakat kita masih memiliki stigma soal penyakit kusta ini kepada penderitanya? Dilihat dari sejarahnya, memang zaman dahulu penyakit kusta ini dianggap suatu aib dan hasil dari berbuat suatu kejahatan. Dan maju ke zaman sekarang, masyarakat mengira bahwa kusta adalah penyakit yang sangat mudah menular dan harus dihindari. Padahal jelas, bahwa kasus penularan kusta berdasarkan kontak sangatlah sedikit karena untuk tertular seseorang haruslah berkontak erat lebih dari 20 jam dalam seminggu secara intens dan bukan dengan sekali sentuhan, lebih lagi penularan kusta ini adalah lewat saluran pernafasan, dan ya, kusta, dapat disembuhkan. Maka dari Dr. Febrina Sugianto dan Bapak Eman Suherman, Ssos beserta rekannya selalu mengutamakan sosialisasi dan peran dari semua pihak untuk menjangkau masyarakat yang menderita kusta dengan lebih luas dan menghapuskan diskriminasi serta menyatakan dukungan dan merangkul, mulai dari penderita maupun masyarakat di sekitar penderita. Dan apa yang sangat diapresiasi adalah peran PT DAHANA yang tahun 2021 ini menargetkan pemberian paket bantuan usaha lewat fasilitas dan pemberian dana bergilir agar penderita memiliki kemandirian soal pekerjaan.  

    Untuk meningkatkan partisipasi, tidak hanya skrining yang harus dilakukan, tetapi meningkatkan kesadaran masyarakat itu sendiri agar orang mengerti kusta secara dalam dan menurunkan bahwa menghapuskan stigma yang mengikat kutsa karena ketika stigma itu sendiri rendah, maka akan banyak kasus yang akan terdeteksi dan semakin berkurangnya potensi penderita kusta mengalami disabilitas. Untuk membantu menjalankan dan mengimplementasikan program-program terkait penyakit kusta ini, maka informasi soal kusta itu sendiri haruslah disebarkan kepada masyarakat luas. Maka dari itu, KBR bekerja sama dengan 1 Minggu 1 Cerita sepakat untuk Bahu Membahu menuju Indonesia Sehat dan Bebas Kusta dengan menyebarluaskan informasi yang meningkatkan kesadaran masyarakat serta menghapus stigma dan diskriminasi yang menimpa para penderita.


    


    Dianggap tidak layak dipromosikan jabatannya karena dirinya seorang perempuan. Dianggap tidak layak bekerja karena perempuan harusnya “dinafkahi” dan bukan “menafkahi”. Dianggap “selalu melayani” adalah tugas perempuan yang sudah menikah kepada suaminya.  Dianggap menyia-nyiakan waktu karena menempuh pendidikan tinggi yang “tidak berguna”. Dianggap layak dinikahi jika seorang perempuan benar-benar masih perawan. Atau, dianggap pantas diperlakukan baik hanya jika ia cantik.

    Keraguan erat kaitannya dengan kesempatan dan pilihan yang ada di sekeliling perempuan. Kesempatan yang harusnya dapat dipegang, hilang begitu saja ditepis angin anggapan. Anggapan penuh keraguan soal kemampuan dan masa depan dari seorang perempuan yang memilih untuk memegang kesempatan yang datang. Dimulai dari diragukannya sebuah pilihan, terjerumus lingkungan dengan nafsu patriarki, sampai-sampai pertaruhan soal potensi yang dimiliki.

    Rintangan yang dihadapi perempuan bahkan kadang berasal dari dalam diri sendiri. Ambisi perempuan seringkali disalah maknai oleh lingkungannya. Hal ini membuatnya takut dengan lubang kegagalan, tetapi juga was-was ketika mencapai awan-awan keberhasilan. Posisi atau tempat yang harusnya menjunjung kesetaraan, juga kadang mengesampingkan perempuan karena stereotip-stereotip yang berkeliaran.

    Lalu, mengapa harus terjadi pengkotakan padahal perempuan juga manusia seutuhnya? Mengapa mencapai kesetaraan dianggap melawan hukum alam? Mengapa orang lupa caranya menjadi manusia normal? Dan, mengapa zaman sekarang bukan hanya sampah plastik yang banyak bertebaran, tetapi juga sampah-sampah pikiran banyak berkeliaran?

    Cobalah sadari bahwa batasan atas kesempatan dan pilihan bukanlah apa yang diinginkan perempuan. Juga, “menginjak-nginjak” derajat “sebelah” bukanlah apa yang dikejar dari kesetaraan karena perempuan bukanlah Titan.

Mari kita membuka pikiran dan saling menguatkan, menguatkan perempuan, karena kesetaraan dan kemajuan perempuan (harusnya) bukanlah mimpi-mimpi tak berkeadilan. 

Newer Posts Older Posts Home

Categories

  • Health 1
  • HoW? 3
  • Landing 4
  • Lintas 8
  • Movie 7
  • Storiette 5
  • Thoughts 12
  • Women 3

Popular Posts

  • ABOUT
  • Segala Hal Baik di Dunia
  • Itu bukan Pencapaian yang Belum Tercapai, ko!

Archive

  • ►  2021 (18)
    • May 2021 (3)
    • Jun 2021 (2)
    • Jul 2021 (3)
    • Aug 2021 (2)
    • Sep 2021 (2)
    • Oct 2021 (2)
    • Nov 2021 (3)
    • Dec 2021 (1)
  • ►  2022 (15)
    • Jan 2022 (5)
    • Feb 2022 (5)
    • Mar 2022 (2)
    • May 2022 (1)
    • Jul 2022 (1)
    • Dec 2022 (1)
  • ▼  2024 (1)
    • Nov 2024 (1)
Powered by Blogger

Member of

1minggu1cerita

Copyright © Stood and Stand. Designed by OddThemes