Taman Sari Jogja adalah salah satu tempat wisata yang cukup ramai dikunjungi para wisatawan ketika berada di Jogja, buktinya waktu aku ke sini wisatawan cukup ramai, tetapi tidak sampai berdesak-desakan. Saat pandemi seperti ini, Taman Sari tetap buka setiap hari mulai dari pukul 09.00 hingga 15.00 WIB. Sebelum bayar tiket untuk masuk ke sini, kita diharuskan check-in lewat PeduliLindungi dan mengecek suhu tubuh. Setelah itu, kita harus membayar tiket sebesar 5 ribu rupiah, murah banget kan!
Nah waktu masuk, kita bakal ditawarin nih, mau pakai tour guide atau engga, biaya untuk tour guide sendiri adalah sebesar 50 ribu rupiah. Dengan membayar jasa tour guide, kita bakal dipandu dan dijelasin mengenai sejarah dari tiap sudut Taman Sari ini, dan kebetulan waktu kesana aku engga pakai jasa ini karna ingin keliling sendiri aja ^^
Foto Temen ^^ (dok. SNS) |
Fotoku ^^ (dok. SNS) |
Sejarah Singkat
Taman Sari Jogja dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono I, yakni tahun 1758-1769. Taman ini dibangun di tanah bekas keraton lama dan dimulai setelah selesainya proses penandatanganan Perjanjian Giyanti tahun 1755. Kalau dilihat, memang Taman Sari Jogja ini memiliki gaya Portugis, tetapi tetap kental dengan simbol-simbol Jawa, nah hal ini karena pembangunan Taman Sari sendiri diarsiteki oleh pria berkebangsaan Portugis, Demang Tegis. Awalnya, pemimpin dari pembangunan Taman Sari Jogja adalah Tumenggung Mangundipuro, tetapi karena beliau mengundurkan diri, pembangunan kemudian dipimpin oleh Pangeran Notokusumo. Pembangunan Taman Sari Jogja dimaksudkan sebagai tempat rekreasi Sultan dan keluarganya. Taman ini juga digunakan untuk melakukan ritual mandi di waktu-waktu tertentu yang dibuka dengan penyambutan Sultan dan para tamunya dengan diiringi oleh musik gamelan.
Lokasi
Taman Sari Jogja terletak di Jalan Tanaman, Patehan, Kraton, Kota Yogyakarta, DIY. Di deket taman sari banget nih ada juga Plaza Ngasem dan Pasar Ngasem (banyak pohon asemnya, lhoh). Di sekitar Taman Sari juga ada Alun-Alun Kidul (Alkid), Alun-Alun Utara, Masjid Gedhe Kauman, Museum Senobudoyo, serta Keraton Yogyakarta.
Pohon Asem di depan Pasar Ngasem (dok. SNS) |
3 comments
Lho ternyata biaya masuknya sekarang cuma 5rb ya, murah banget! Dulu sebelum pandemi biaya masuknya 15rb :( Ini nih salah satu wisata yang recommended buat dikunjungi kalau ke Jogja~
ReplyDeleteiya kak, sekarang cuma 5rb aja tp tanpa tour guide, dulu sebelum pandemi sepertinya 15rb itu termasuk jasa tour guide ya kak? btw salam kenal kak hehe :D
Deletesy dulu sblm pandemi pernah ke sini. kalo gak salah tempatnya dekat dgn pemukiman warga ya?
ReplyDelete