Sebagai manusia, berpikir
adalah bagian dari hidup. Ketika beberapa atau banyak manusia berkumpul untuk
berdiskusi, banyak juga pemikiran-pemikiran yang terjadi. Ya, dapat ditebak,
banyaknya pemikiran ini seringkali mengantarkan sebuah diskusi menjadi lahan
perdebatan tiada henti. Terkadang juga, seseorang hanya fokus pada pembenaran
argumen yang dimiliki dan tidak mendengarkan argumen orang lain, ya kaya orang
yang gasabar nunggu giliran dia ngomong dengan motong omongan orang lain gitu deh.
Hm, apa jangan-jangan kita termasuk salah satunya?
Lalu gimana cara kita
nerapin Enam Topi Pemikiran atau Six
Thinking Hats dalam aktivitas diskusi? Nah, sesuai namanya, ada enam topi
pemikiran yang tiap topinya merupakan cara berpikir yang berbeda.
1. Topi Putih
Topi
putih berarti informasi. Ketika memakai topi putih, semua orang dalam diskusi
akan fokus pada informasi dan terlibat dalam penjelajahan subjek yang menjadi
topik pembicaraan. Bareng-bareng, semua orang akan melihat semua informasi yang
ada dan mencari informasi yang diperlukan. Dengan topi putih ini, alhasil diskusi
yang terjadi bukan hanya mencari informasi yang cocok buat memperkuat argumen
pribadi dan nyuruh orang buat melihat subjek dari arah yang sama.
2.
Topi Merah
Topi
merah melambangkan emosi, perasaan, dan intuisi. Dengan memakai topi ini kita
mengizinkan pengaruh emosi dan perasaan yang menghantarkan kita pada intuisi.
Perasaan yang ada hanya perlu diekspresikan dan alasan dibalik argumen kita
nanti tidaklah perlu buat diutarakan. Meski intuisi ini hal yang berguna, tapi
kadang intuisi hanya sebuah bahan atau faktor pertimbangan dalam cara berpikir
untuk pengambilan keputusan.
3.
Topi Hitam
Topi
hitam berasal dari pemikiran kritis. Kalau bisa disingkat, topi ini seperti
sebuah ‘peringatan’ dalam diskusi. Ketika menggunakan topi hitam, kita
menunjukkan semua bahaya, kesalahan, dan masalah dari informasi atau argumen
yang disampaikan. Ya, topi hitam menunjukkan keadaan ‘sebenarnya’ dan mencegah
kita dari melakukan hal-hal yang salah atau berbahaya. Secara umum, aspek yang
dicakup topi hitam adalah ‘berhati-hati’.
4.
Topi Kuning
Eits,
bukan pria bertopi kuning di kartun Curious George lho. Topi kuning di sini
berusaha ngundang semua orang dalam diskusi untuk mencari nilai dari suatu hal.
Ketika ada sebuah ide yang disarankan, topi hitam bakal mudah menunjukkan apa
bahaya dari ide itu, sedangkan topi kuning, ia akan menantang semua orang dalam
diskusi untuk mencari dan melihat nilai-nilai di belakang ide yang disarankan.
Dengan topi kuning ini, semua orang akan ikhlas dan fokus dalam penjelajahan
topik pembicaraan dan bukan lagi fokus sama kemenangan argumen pribadi dan
terlalu dalam dalam mencari kesalahan ide tadi. Sayang kan, kalau daya pikir
kita dalam diskusi dibuang-buang hanya untuk mengkritisi aja.
5.
Topi Hijau
Topi
hijau mencari ide, alternatif, kemungkinan, dan desain. Secara langsung ketika
menggunakan topi hijau, kreativitas dalam diri kita diundang untuk keluar. Daripada
nunggu orang lain muncul dengan ide kreatifnya dan orang yang lain bersiap buat
menyerang ide tadi, topi hijau membiarkan kita memiliki waktu, tempat, dan
ekspetasi untuk berpikir kreatif. Dengan gini, semua orang dalam diskusi akan
tertantang untuk memberikan kontribusi kreatif dan jika tidak, ya lebih baik
diem aja. Ketika kreativitas udah jadi kebiasaan dalam sebuah diskusi, kita pun
bakal merasakan dampak pada produktivitas yang semakin meningkat.
6.
Topi Biru
Fungsi
pertama topi biru adalah untuk menetapkan fokus dan tujuan. Fungsi keduanya
adalah memberikan urutan penggunaan topi dalam diskusi. Istilahnya, topi biru
adalah sosok pengendali diskusi. Contohnya, saat diskusi dan semua orang
menggunakan topi merah tidak setuju dengan sebuah ide, maka topi hitam bisa
dipakai buat mereka yang ngga setuju njelasin alasan dibalik ketidaksetujuannya.
Nah pada intinya, topi biru inilah yang akan mengumpulkan semua hasil diskusi,
membuat ringkasan, dan kesimpulan apa yang didapatkan.
Apa setiap diskusi urutan
topinya harus kaya gini? Kembali lagi sama fungsi topi biru tadi, urutan
penggunaan topi dapat berbeda-beda tergantung situasi yang dihadapi saat
diskusi.
Terus, kalau mau diskusi
bearti harus beli enam topi beda warna buat semua anggota, dong? Hm, topi
secara fisik tidaklah diperlukan karena topi-topi ini hanyalah sebuah metafora.
Bearti, kalau misal
namanya diganti Enam Celana Pemikiran, boleh-boleh aja kan? Ya, gapapa sih,
topi ini dipakai Edward de Bono karena menurut dia topi adalah barang yang
gampang dipakai dan dilepas, hm walau cuma metafora, apa celana gampang dipakai
dan dilepas?